dodikkurniawan

Berbuat baik kepada semua orang adalah desain hidup saya.

Makalah Pendidikan; Domain Afektif Yang Sering Dikesampingkan

Evaluasi hasil belajar adalah hal yang wajib dilakukan oleh setiap lembaga pendidikan khususnya para guru. Definisi belajar adalah untuk berubah, bagaimana guru bisa mengetahui bahwa sudah ada perubahan pada peserta didiknya kalau tanpa ada evaluasi? Selain untuk mengetahui kemajuan peserta didik, seorang guru juga dapat mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang sudah diterapkan.

Pengukuran merupakan langkah awal dalam sebuah proses evaluasi. Dalam bidang pendidikan, pemberian ulangan harian, tugas, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester adalah sebagian contoh dari pengukuran, sedangkan soal-soal yang diberikan sebagai alat ukurnya. Dalam setiap pengukuran seharusnya mengandung tiga ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik), tapi di lapangan sebagian pengukuran yang dilakukan hanya mengandung ranah kognitif dan psikomotorik. Masalah yang banyak dihadapi para guru adalah sulit untuk mengukur ranah afektif, membuat soal maupun dalam memberikan skornya. Padahal ranah afektif juga tidak bisa dikesampingkan, karena seorang guru juga perlu mengetahui sikap dan pandangan peserta didik akan suatu hal.

Taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom terdiri dari (1) domain kognitif, (2) domain afektif dan (3) domain psikomotorik. Domain pertama berkaitan dengan pengetahuan, kemampuan otak dan keterampilan (skills), sedang yang kedua berkaitan dengan sikap, minat, apresiasi, penyesuaian dan yang ketiga berkaitan dengan keterampilan gerak fisik.

Apa itu domain afektif?
Domain afektif berkaitan dengan sikap, perasaan, apresiasi, dan minat. Krathwohl dan kawan-kawan yang mengembangkan domain ini menyatakan bahwa meskipun tidak secara ekplisit disebutkan dalam domain kognitif sudah mengandung domain afektif. Sedangkan Julian C. Stanley dan Kenneth D. Hopkins menyatakan sebaliknya bahwa hampir semua domain afektif di dalamnya mengandung komponen-komponen domain kognitif (Joesmani: 1988).



5 (lima) kategori domain afektif, dimulai dari jenjang yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi adalah sebagai berikut:

1. Menerima (receiving)
Menerima menunjuk kepada kesediaan dan kesiapan siswa untuk menerima suatu fenomena khusus atau suatu rangsangan tertentu. Kemauan untuk menerima adanya suatu eksistensi tertentu menimbulkan minat untuk memperhatikan. Dari sini akan membangkitkan kesadaran siswa terhadap materi pelajaran yang merupakan bagian aktivitas sekolah yang perlu dipelajari.
Kata operasional yang sering digunakan adalah tanyakan, pilih, ikuti, berilah, pegang, identifikasikan, tempatkan, beri nama, tunjukkan, gunakan, perhatikan, dengar, rasa, kontrol, waspada, hindari.

2. Merespon (responding)
Responding menunjuk kepada partisipasi aktif dari siswa. Kemampuan yang diharapkan ialah timbulnya kesadaran untuk melibatkan diri secara sukarela (tidak dipaksa oleh guru) terhadap suatu kegiatan hingga dapat memberikan kepuasan dirinya. Jadi dalam proses belajar mengajar diindikasikan sebagai menimbulkan minat siswa untuk terlibat aktif secara mental maupun emosional. Seperti: mendengarkan dengan tekun dan menunjukkan kesadaran akan pentingnya belajar.
Kata operasional yang sering digunakan antara lain: jawab, bantu, tolong, tunjukkan, praktekkan, berinisiatif, berpartisipasi, melaporkan, menceritakan, menulis, memilih, dedikasi diri, rela berkorban, jalin, bertanggung jawab.

3. Penghargaan (valuing)
Valuing menunjuk kepada penghargaan atau penilaian (value) oleh siswa terhadap obyek khusus, fenomena atau perilaku. Seperti: dapat mendemonstrasikan kesetiaannya kepada Demokrasi Pancasila, menghargai hasil karya orang lain, dan menghargai peranan ilmu dalam kehidupan sehari-hari.
Kata operasional yang sering digunakan antara lain: lengkapi, deskripsikan, jelaskan, ikuti, bentuklah, buatlah, buat keputusan.

4. Mengorganisasi (organization)
Kemampuan yang diharapkan adalah dapat terbentuk konsep nilai dan pengorganisasian sistem nilai pada siswa. Kata operasional yang sering digunakan antara lain: kombinasikan, bandingkan, generalisasikan, integrasikan, atur, siapkan, hubungkan.

5. Pembentukan pola hidup (memandiri)
Kemampuan yang diharapkan antara lain dapat menunjukkan kesadaran terhadap masalah yang dihadapi, dapat mengaktualisasi diri secara mandiri, dapat melaksanakan kerja kelompok dengan baik, dapat melakukan pendekatan objektif dalam pendekatan pemecahan masalah, memiliki self-discipline yang tinggi, dan selalu menjaga hidup sehat.

Kekurangan Pengukuran Domain Afektif
Dari beberapa sajian materi di atas, maka berikut adalah kekurangan-kekurangan pengukuran domain afektif sehingga banyak dikesampingkan para guru dalam suatu pengukuran antara lain:

Jawaban yang tidak jujur
Sering kali ditemukan jawaban yang diberikan oleh peserta didik tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya dia rasakan atau miliki, baik disengaja maupun karena rasa malu untuk menjawab yang sebenarnya.

Pertanyaan sulit ditangkap
Pada soal-soal pengukuran afektif banyak yang sulit dipahami dan ambigu, soalnya saja tidak bisa ditangkap oleh peserta didik, jawaban yang diberikan pasti tidak sesuai dengan jawaban sesungguhnya yang diinginkan.

Pedoman penilaian tidak ada
Dalam pengukuran afektif, guru yang kurang berpengalaman akan kesulitan membuat pedoman penilaian.

Anda juga bisa mendapatkan makalah ini secara lengkap. Klik di sini.

0 komentar: